Pilih mana? Spidol vs Kapur Tulis
Pasti bapak/ibu guru pernah bahkan sering menggunakan spidol khusus white board untuk menulis di papan tulis pada kegiaatan pembelajaran sehari-hari. Pernahkan bapak/ ibu merasa pusing ataupun merasakan bau menyengat pada spidol tersebut?
Bapak/ibu guru, sudah dua hari ini saya merasakan pusing ketika mengajar menggunakan spidol. Padahal papan tulis baru digunakan sekitar 2 minggu. Berawal dari keadaan itu, saya mencoba mencari informasi tentang penggunaan spidol maupun kapur tulis untuk menulis dalam kegiatan pembelajaran.
Pada
masa sekarang di sekolah-sekolah tidak lagi menggunakan kapur tulis,
melainkan spidol dan papan tulis putih (whiteboard). Penggunaan ini
dilakukan karena anggapan bahwa kapur tulis yang berdebu sehingga debu
tersebut dianggap berbahaya bagi kesehatan dan lebih aman untuk
menggunakan spidol. Tapi taukah Anda bahwa kapur tulis lebih aman
dibandingkan spidol? - See more at:
http://www.planetkimia.com/2013/02/spidol-vs-kapur-tulis/#sthash.cEZFVJ8F.dpuf
Pada masa sekarang di sekolah-sekolah tidak lagi menggunakan kapur tulis, melainkan spidol dan papan tulis putih (whiteboard). Penggunaan ini dilakukan karena anggapan bahwa kapur tulis yang berdebu sehingga debu tersebut dianggap berbahaya bagi kesehatan dan lebih aman untuk menggunakan spidol. Tapi taukah Anda bahwa kapur tulis lebih aman dibandingkan spidol?
Kapur tulis memang masih digunakan di pedesaan karena harganya yang lebih murah, kapur tulis tidaklah berbahaya seperti anggapan banyak orang hanya karena berdebu yang bermasalah untuk beberapa orang dengan sakit asma yang dideitanya. Hal ini karena untuk beberapa orang yang menderita asma atau masalah pernapasan seperti batuk, debu dari kapur tulis bisa menjadi alergen atau pemicu kambuhnya penyakit, yang ditandai dengan gejala batuk, mengi, sesak dada dan sesak napas.
Namun pada dasarnya bahan dasar kapur tulis tidaklah beracun. Kapur tulis standar yang digunakan di kelas pada umumnya terbuat dari kalsium karbonat, yaitu bentuk olahan dari batu kapur alam. Debu yang dihasilkan leh kapur tulis hanya tertahan di hidung oleh bulu hidung karena ukuran partikel debu kapur tulis yang tergolong besar, debu yang tertahan di bulu hidung ini yang membuat reaksi bersin dan batuk sehingga dianggap berbahaya, pada kenyataanya debu kapur tulis tidak sampai masuk ke dalam paru-paru tetapi hanya tertahan di dalam bulu hidung.
Namun pada dasarnya bahan dasar kapur tulis tidaklah beracun. Kapur tulis standar yang digunakan di kelas pada umumnya terbuat dari kalsium karbonat, yaitu bentuk olahan dari batu kapur alam. Debu yang dihasilkan leh kapur tulis hanya tertahan di hidung oleh bulu hidung karena ukuran partikel debu kapur tulis yang tergolong besar, debu yang tertahan di bulu hidung ini yang membuat reaksi bersin dan batuk sehingga dianggap berbahaya, pada kenyataanya debu kapur tulis tidak sampai masuk ke dalam paru-paru tetapi hanya tertahan di dalam bulu hidung.
Lalu bagaimana dengan spidol yang dianggap lebih bersih, kenyataannya spidol yang tak berdebu dan aman ternyata mengandung bahan kimia yang disebut xylene, yaitu bahan kimia inilah yang menimbulkan aroma khas pada spidol dan juga banyak digunakan pada cat, thinner dan pernis.
Xylene adalah bahan kimia beracun yang ditemukan pada banyak barang-barang rumah tangga. Bahan kimia ini merupakan salah satu dari 30 bahan kimia yang diproduksi di Amerika Serikat.
Partikelnya yang kecil paling mungkin memasuki tubuh ketika dihirup. Menghirup racun dalam spidol dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Bahan kimia ini dapat menimbulkan gejala inhalasi mirip ketika orang menggunakan obat penenang atau alkohol, yang efeknya bisa bertahan hingga 15 sampai 45 menit.
Dari hasil studi yang dikutip dari Toxicological Profile for Xylene, Agency for Toxic Substances and Disease Registry, efek jangka pendek dari xylene bisa mengganggu pernapasan, pusing, sakit kepala dan kehilangan memori jangka pendek.
Sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan kerusakan hati, ginjal dan sistem saraf pusat. Beberapa merek spidol juga mengandung propyl alcohol yang tidak terlalu beracun tetapi dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan.
Kita juga sering melihat guru menghapus tulisan pada papan tulis menggunakan tangannya. Ternyata hal ini juga berbahaya untuk tubuh kita, sama halnya dengan tato karena pada dasarnya tinta yang digunakan sama-sama mengandung bahan yang sama. Mengambar/menulis pada kulit kelihatannya tidak berbahaya, tetapi perlu diingat, kulit tidak kedap air untuk bahan kimia yang anda terapkan pada kulit.
Pelarut berbasis tinta dapat diserap dengan cukup mudah melalui kulit dan masuk ke aliran darah, dimana bahan kimia tersebut dapat menjadi racun di otak dan hati dalam konsentrasi yang cukup tinggi, bahan kimia tersebut juga bisa meningkatkan risiko kanker jika sering digunakan.
Tinta permanet sering mengandung toluen atau xilena, kedua bahan kimia tersebut beracun bila anda menggunakannya untuk menulis di tubuh atau dihirup. Hal ini bisa menjadi masalah, khususnya untuk anak-anak. Anak-anak tidak boleh diizinkan untuk mengunakan spidol permanen yang mengandung salah satu dari kedua pelarut tersebut.
Ada beberapa spidol permanen yang mengandung alkohol, bukan kimia pelarut seperti xilena dan toluena. Alkohol memang tidak terlalu beracun, tetapi masih dapat menyebabkan iritasi kulit. Bahkan spidol permanen dengan label non-toxic pun, mengandung bahan kimia industri yang dapat diserap melalui kulit dan memasuki aliran darah dan tidak aman untuk menulis pada tubuh Anda. Para Pembuat spidol menekankan pada label bahwa spidol tidak boleh digunakan pada kulit atau kuku.
Setelah menemukan artikel ini, saya mulai berfikir, untuk menulis menggunakan kapur tulis kembali dengan pertimbangan kapur tulis memiliki dampak yang lebih sedikit dibanding spidol. Bagaimana dengan bapak/ibu guru?
Pelarut berbasis tinta dapat diserap dengan cukup mudah melalui kulit dan masuk ke aliran darah, dimana bahan kimia tersebut dapat menjadi racun di otak dan hati dalam konsentrasi yang cukup tinggi, bahan kimia tersebut juga bisa meningkatkan risiko kanker jika sering digunakan.
Tinta permanet sering mengandung toluen atau xilena, kedua bahan kimia tersebut beracun bila anda menggunakannya untuk menulis di tubuh atau dihirup. Hal ini bisa menjadi masalah, khususnya untuk anak-anak. Anak-anak tidak boleh diizinkan untuk mengunakan spidol permanen yang mengandung salah satu dari kedua pelarut tersebut.
Ada beberapa spidol permanen yang mengandung alkohol, bukan kimia pelarut seperti xilena dan toluena. Alkohol memang tidak terlalu beracun, tetapi masih dapat menyebabkan iritasi kulit. Bahkan spidol permanen dengan label non-toxic pun, mengandung bahan kimia industri yang dapat diserap melalui kulit dan memasuki aliran darah dan tidak aman untuk menulis pada tubuh Anda. Para Pembuat spidol menekankan pada label bahwa spidol tidak boleh digunakan pada kulit atau kuku.
Setelah menemukan artikel ini, saya mulai berfikir, untuk menulis menggunakan kapur tulis kembali dengan pertimbangan kapur tulis memiliki dampak yang lebih sedikit dibanding spidol. Bagaimana dengan bapak/ibu guru?
Pada
masa sekarang di sekolah-sekolah tidak lagi menggunakan kapur tulis,
melainkan spidol dan papan tulis putih (whiteboard). Penggunaan ini
dilakukan karena anggapan bahwa kapur tulis yang berdebu sehingga debu
tersebut dianggap berbahaya bagi kesehatan dan lebih aman untuk
menggunakan spidol. Tapi taukah Anda bahwa kapur tulis lebih aman
dibandingkan spidol? - See more at:
http://www.planetkimia.com/2013/02/spidol-vs-kapur-tulis/#sthash.cEZFVJ8F.dpuf
Pada
masa sekarang di sekolah-sekolah tidak lagi menggunakan kapur tulis,
melainkan spidol dan papan tulis putih (whiteboard). Penggunaan ini
dilakukan karena anggapan bahwa kapur tulis yang berdebu sehingga debu
tersebut dianggap berbahaya bagi kesehatan dan lebih aman untuk
menggunakan spidol. Tapi taukah Anda bahwa kapur tulis lebih aman
dibandingkan spidol? - See more at:
http://www.planetkimia.com/2013/02/spidol-vs-kapur-tulis/#sthash.cEZFVJ8F.dpuf
Pada
masa sekarang di sekolah-sekolah tidak lagi menggunakan kapur tulis,
melainkan spidol dan papan tulis putih (whiteboard). Penggunaan ini
dilakukan karena anggapan bahwa kapur tulis yang berdebu sehingga debu
tersebut dianggap berbahaya bagi kesehatan dan lebih aman untuk
menggunakan spidol. Tapi taukah Anda bahwa kapur tulis lebih aman
dibandingkan spidol? - See more at:
http://www.planetkimia.com/2013/02/spidol-vs-kapur-tulis/#sthash.cEZFVJ8F.dpuf
Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat untuk kita sebagai tenaga pendidik.
Salam pendidikan.
Referensi: Planet Kimia