Membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat

Artikel terkait : Membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat

Puisi adalah sebuah karangan berbentuk bait yang ditulis dengan kata-kata yang indah. Puisi merupakan sarana penyampaian gagasan, pendapatm cita-cita atau harapan penyair. Saat membacakan puisi, kita perlu memerhatikan lafal dan intonasi yang tepat. Lafal adalah pengucapan kata-kata dalam puisi. 

Intonasi adalah naik turunnya nada dalam membaca suatu kata dalam puisi.
Sebelum membaca puisi, kita perlu memahami isi puisi. Agar dapat memahami puisi tersebut, kita juga perlu mengetahui unsur-unsur puisi. Unsur unsur instrinsik puisi adalah sebagai berikut:
  1. Tema, adalah gagasan pokok yang menjadi dasar penulisan sebuah puisi.
  2. Rasa, disebut juga emosional. Rasa merupakan sentuhan perasaan penyair yang tercermin dalam puisi, contoh kegembiraan, kesedihan dan kekecewaan.
  3. Nada/intonasi, merupakan ekspresi sikap penyair yang tertuang dalam puisi . Nada dapat berwujud ungkapan merayu, memaki, menasehati, memprotes, mengejek, menyindir dan lain-lain.
  4. Amanat, adalah pesan yang ingin disampaikan penyair melalui puisi.
  5. Diksi, adalah pilihan kata penyair dalam mengungkapkan perasaan dan gagasan.
  6. Majas, disebut juga gaya bahasa. Majas adalah cara penyair  mengungkapkan gagasan melalui gaya dalam puisi.
  7. Rima, adalah pengulangan bunyi untuk memperindah atau menguatkan rasa puisi. 
  8. Tipografi, disebut juga tata wajah.
Membaca puisi yang benar adalah membaca puisi sesua dengan isi puisi. Isi puiji yang sedih dibaca dengan nada sedih, puisi yang gembira dibaca dengan nada gembira.
Coba, bacalah puisi dibawah ini1

              Nenek Pejuang
Seorang nenek miskin berjalan merangkak
Tertatih-tatih langkahnya jatuh bangun
Lalu merangkak dengan pakaian cabik-cabik
Menuju jalan raya
      Ditangannya ada sebungkus nasi
      Terbungkus dengan daun jati
       Dengan secubit garam putih
       Dan setangkai cabe merah ditepinya
Nenek yang tua renta meletakkan sebungkus nasi
Di tepi jalan yang masih sunyi
Sambil menangis, ia berkata seorang diri
" Nasi ini buat gerilyawan yang sedang berjuang"
       Nenek yang tua itu kembali ke gubuknya
       Ia istirahat meredakan napasnya yang kacau balau
       kemudian terdengar letupan senjata
       Sebutir peluru mencabut nyawa nenek tua itu
Ia mati dalam sunyi
Ia mati dalam sepi
Untuk memerdekan negeri ini
Untuk kebebasan Republik ini.


                                                                                    Sides Sudiyanrto Ds.

Artikel Balai Edukasi Lainnya :

Copyright © 2015 Balai Edukasi | Design by Bamz