Penyebab Perubahan Lingkungan Fisik

Artikel terkait : Penyebab Perubahan Lingkungan Fisik

Semakin hari jumlah penduduk dunia semakin bertambah. Akibatnya,kebutuhan hidup pun semakin meningkat. Manusia terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satunya dengan menggunakan dan mengelola sumber daya alam yang ada.
Aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam dapat menimbulkan perubahan lingkungan. Akan tetapi, perubahan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh aktivitas manusia saja. Perubahan itu juga disebabkan oleh angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut.
1.ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Udara yang panas bersifat lebih ringan sehingga akan bergerak ke atas. Udara yang dingin bersifat lebih berat sehingga bergerak ke bawah. Aliran udara inilah yang disebut dengan angin.
Angin yang bertiup dengan pelan menguntungkan manusia dan makhluk lainnya. Tiupan angin itu dapat membantu mengeringkan pakaian, membantu proses penyerbukan pada tumbuhan, menggerakkan layang-layang, dan menggerakkan perahu layar.
Akan tetapi, angin yang bertiup sangat kencang akan merugikan manusia. Angin kencang itu dapat mengakibatkan naiknya gelombang air laut, merobohkan rumah, menumbangkan pohon, dan lain-lain.
Angin kencang yang pernah terjadi di Indonesia adalah angin bahorok di Deli, angin kumbang di Cirebon, angin gending di Probolinggo, dan angin brubu di Makassar.
Di Amerika, angin kencang yang bertiup dinamakan angin tornado. Angin tornado membentuk sebuah pusaran yang berbentuk spiral. Pusaran angin ini menarik semua benda dan makhluk yang ada di dekatnya. Kemudian semuanya akan dilemparkan kembali.
Akan tetapi, tidak selamanya angin kencang merugikan manusia. Angin kencang pun dapat berguna untuk membangkitkan listrik. Jika angin bertiup, kincir angin akan bergerak. Gerakan kincir angin dapat menggerakkan turbin. Gerakan turbin diubah menjadi listrik oleh generator.
Para nelayan memanfaatkan arah angin untuk menangkap ikan. Di malam hari, tekanan udara di darat lebih tinggi dibandingkan dengan di laut. Dengan demikian, angin bertiup dari darat ke laut. Angin ini disebut dengan angin darat.
Angin darat inilah yang dimanfaatkan nelayan untuk melaut. Ketika siang hari, tekanan udara di darat lebih rendah dibandingkan dengan di laut. Hal itu menyebabkan angin bertiup dari laut ke darat. Angin ini disebut angin laut. Angin laut membantu nelayan untuk kembali ke darat.
2. HUJAN
Hujan terjadi karena uap air di awan sudah semakin banyak. Hujan dapat mengubah lingkungan. Tanah yang semula kering akan menjadi basah ketika hujan. Jumlah air di laut, sungai, dan danau meningkat saat hujan. Selain itu, hujan pun bermanfaat bagi petani untuk mengairi padinya di sawah.
Tanah yang ditanami dengan berbagai tumbuhan mampu menyerap air hujan dalam jumlah banyak. Ketika hujan datang, akar tumbuhan menyerap air hujan dengan baik. Jika tanah tidak ditanami tumbuhan, maka kemampuan tanah untuk menyerap air akan berkurang. Tanah yang sudah kering dan gersang tidak bisa menyerap air. Akibatnya, ketika hujan datang, tanah menjadi terkikis terbawa oleh air. Pengikisan tanah oleh air disebut erosi.
Di perkotaan, daerah resapan air sudah berkurang. Hal ini karena banyaknya lahan-lahan pertanian dan hutan yang dijadikan lahan pemukiman. Akibatnya, saat hujan datang, air hujan tidak meresap ke dalam tanah. Air hujan itu bergerak mencari tempat yang lebih rendah. Jika saluran air tidak berfungsi dengan baik (tersumbat), maka akan terjadi banjir.
Banyak orang yang membuang sampah ke selokan dan sungai. Sikap ini merupakan sikap yang salah. Pembuangan sampah ke saluran air menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan lancar. Akibatnya, banjir pun tidak dapat dihindarkan.
3. CAHAYA MATAHARI
Matahari merupakan sumber energi terbesar di bumi. Semua makhluk hidup membutuhkannya. Dengan adanya sinar matahari, kita bisa mengalami siang hari. Panas matahari bermanfaat untuk menghangatkan suhu permukaan bumi, mengeringkan pakaian, mengeringkan garam, mengeringkan padi, dan masih banyak kegunaan yang lainnya.
Cahaya matahari berpengaruh terhadap perubahan lingkungan. Adanya hujan dan cahaya matahari yang datang bergantian dapat mengikis batu-batuan menjadi tanah. Cahaya matahari juga
membuat tanah menjadi kering. Saat musim kemarau panjang, sering terjadi kebakaran hutan. Cahaya matahari membuat kayu-kayu kering di hutan mudah terbakar. Api cepat menyambar dan
akhirnya terjadilah kebakaran hutan. Kebakaran hutan merugikan manusia dan makhluk hidup yang lainnya. Hutan menjadi rusak dan tandus. Sumber daya alam menjadi berkurang. Hewan-hewanpun tidak memiliki tempat untuk hidup.
4. GELOMBANG AIR LAUT
Gelombang air laut terlihat jelas apabila kita pergi ke pantai. Gelombang air laut menambah keindahan pantai. Gelombang air laut terus bergerak naik-turun. Akhirnya, gelombang air laut mencapai daratan atau pecah di pantai.
Gelombang air laut dapat menghempaskan benda-benda yang ada di permukaan air ke pantai. Gelombang air laut yang kecil tidak akan membahayakan, tetapi dapat bermanfaat. Contohnya, para peselancar memanfaatkan gelombang air laut ini untuk berselancar.

Namun, jika gelombangnya besar, dapat membahayakan manusia. Gelombang air laut yang besar dapat menenggelamkan benda-benda di sekitarnya. Seperti peristiwa gelombang tsunami yang lalu di Nangroe Aceh Darussalam dan sekitarnya.Gelombang air laut dapat mengikis pasir di pantai. Pengikisan pantai oleh air ini disebut abrasi. Abrasi dapat merusak ekosistem pantai.

Artikel Balai Edukasi Lainnya :

Copyright © 2015 Balai Edukasi | Design by Bamz