Profil M H Thamrin
M.H Thamrin termasuk tokoh kooperatif (mau bekerja sama dengan Belanda). Namun beliau mempunyai prinsip tegas dalam berjuang. Beliau pernah menyatakan “Nasionalis kooperatif dan nonkooperatif memiliki satu tujuan yang sama, yakni Indonesia Merdeka!“
M.H Thamrin memperjuangkan agar agar nama Nederlands Indie(Hindia Belanda) diganti dengan Indonesia. M.H Thamrin handal beroposisi secara santun. Beliau berjuang se penuh hati dalam situasi begitu sulit bagi pergerakan. Beliau selalu mengajukan mosi bila ada aturan Pemerintah Hindia Belanda yang merugikan perjuangan kaum pergerakan. Dalam berdebat Thamrin menyampaikan argumen yang kuat. Beliau tidak pernah menggunakan kata-kata tajam dan keras. Namun, Thamrin sering menyulitkan tukang lobi anti Indonesia Merdeka.
Pada mulanya dipandang sebagai tokoh kooperatif. Namun, pada akhirnya hayatnya Thamrin dianggap berbahaya oleh Pemerintah Hindia Belanda. Thamrin tidak mengibarkan bendera Belanda di rumahnya pada ulang tahun Ratu Wilhelmina, 31 Agustus 1940. Sejak tanggal 6 januari 1941 Husni thamrin dikenakan tahanan rumah. Beliau dituduh bekerja sama dengan Jepang.
Walaupun dalam keadaan sakit, M.H Thamrin tidak boleh dikunjungi teman-temannya.
Pada tahun 1927 Thamrin diangkat menjadi anggota Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat). Lewat lembaga inilah, beliau berjuang membela rakyat. Antara lain beliau memprotes pembangunan perumahan mewah Menteng sementara kampung kumuh diabaikan. Beliau juga mempersoalkan harga kedelai, gula, beras, karet rakyat, kapuk, kopra, pajak, dan sewa tanah.
Akhirnya ia meninggal dunia pada 11 Januari 1941 dan dimakamkan di pekuburan Karet, Jakarta. Tahun 1960, Presiden Soekarno mengangkatnya sebagai pahlawan nasional. Muhammad Husni Thamrin adalah tokoh besar Betawi. Thamrin lahir pada 16 Februari 1894 di Sawah Besar, Jakarta Selatan.M.H Thamrin memperjuangkan agar agar nama Nederlands Indie(Hindia Belanda) diganti dengan Indonesia. M.H Thamrin handal beroposisi secara santun. Beliau berjuang se penuh hati dalam situasi begitu sulit bagi pergerakan. Beliau selalu mengajukan mosi bila ada aturan Pemerintah Hindia Belanda yang merugikan perjuangan kaum pergerakan. Dalam berdebat Thamrin menyampaikan argumen yang kuat. Beliau tidak pernah menggunakan kata-kata tajam dan keras. Namun, Thamrin sering menyulitkan tukang lobi anti Indonesia Merdeka.
Pada mulanya dipandang sebagai tokoh kooperatif. Namun, pada akhirnya hayatnya Thamrin dianggap berbahaya oleh Pemerintah Hindia Belanda. Thamrin tidak mengibarkan bendera Belanda di rumahnya pada ulang tahun Ratu Wilhelmina, 31 Agustus 1940. Sejak tanggal 6 januari 1941 Husni thamrin dikenakan tahanan rumah. Beliau dituduh bekerja sama dengan Jepang.
Walaupun dalam keadaan sakit, M.H Thamrin tidak boleh dikunjungi teman-temannya.
Pada tahun 1927 Thamrin diangkat menjadi anggota Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat). Lewat lembaga inilah, beliau berjuang membela rakyat. Antara lain beliau memprotes pembangunan perumahan mewah Menteng sementara kampung kumuh diabaikan. Beliau juga mempersoalkan harga kedelai, gula, beras, karet rakyat, kapuk, kopra, pajak, dan sewa tanah.