Cara Cepat Menemukan Pikiran Pokok Bacaan Dalam 3 Menit
Setiap paragraf pastilah mempunyai satu pikiran pokok dan ada beberapa kalimat penjelas. Sebenarnya apa sih pikiran pokok itu?
Pikiran pokok adalah sebuah ide dasar pengembangan dari sebuah paragraf. Ketika menulis sebuah karangan,maka harus menentukan pikiran pokok pada setiap paragraf. Lalu bagaimana cara menemukan pikiran pokok pada sebuah bacaan yang kita baca?
Cara Cepat Menemukan Pikiran Pokok Bacaan Dalam 3 Menit
Kita akan belajar bagaimana cara menemukan pikiran pokok. Untuk menemukan pikiran pokok pada sebuah paragraf, maka dilakukan dengan melalui kegiatan membaca sekilas. Nah, pada saat membaca sekilas, maka gerakkan mata secara cepat. Kemudian, langsunglah membaca untuk dapat menemukan pikiran pokok bacaan setiap paragraf.
Hal terpenting, meksipun sedang membaca sekilas, tetapi kamu harus tetap memahami isi bacaanya. Caranya adalah dengan menemukan pikiran pokok. Pikiran pokok adalah gagasan utama pada setiap paragraf.
Hal terpenting, meksipun sedang membaca sekilas, tetapi kamu harus tetap memahami isi bacaanya. Caranya adalah dengan menemukan pikiran pokok. Pikiran pokok adalah gagasan utama pada setiap paragraf.
Berikut ini ada cerita mengenai seorang tokoh bidang seni lukis di Indonesia. Beliau bernama Raden Saleh. Beliau hidup pada masa penjajahan Belanda. Banyak sekali lukisan beliau yang sangat terkenal. Raden Saleh merupakan maestro pelukis dari Indonesia. Bacalah baik-baik!
Setelah membaca, apakah kamu bisa memahami isi bacaan? Untuk memahami isi bacaan, maka kamu harus dapat menemukan pikiran pokok bacaan tersebut . Pikiran pokok bacaan pasti ada dalam setiap paragraf. Jadi, dalam sebuah paragraf ada kalimat utama atau pikiran pokok dan ada pikiran penjelas. Letak pikiran pokok itu ada yang di bagian awal atau di akhir paragraf.
Perhatikan paragraf berikut ini!
RADEN SALEH
Raden Saleh lahir pada tahun 1807. Raden Saleh lahir di lingkungan trah bangsawan Jawa. Pada saat itu, para bangsawan Jawa sangatlah dekat dengan pemerintah Belanda. Pada usia 10 tahun, Raden Saleh sudah bergaul dengan orang Belanda. Alasannya adalah sang paman yang menjabat sebagai Bupati Semarang memiliki hubungan dekat dengan pejabat Belanda.
Kedekatan Raden Saleh dengan Belanda pun menimbulkan kecurigaan. Pelukis misterius ini cenderung lebih banyak bergaul dengan kalangan bangsa Belanda. Akan tetapi, sebenarnya jiwa dan kebangsaan Raden Saleh tidak perlu diragukan. Salah satu wujud kebangsaannya adalah dalam hal cara berpakaian. Pelukis ini selalu mengenakan pakaian busana tradisional adat Jawa, lengkap dengan blangkon.
Melalui lukisan, Raden Saleh mengkritik dan mengecam akan kesewenang-wenangan Belanda. Salah satunya, beliau berani mengecam pemerintah Belanda melalui lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro”.
Dia memang tidak berniat untuk perang. Akan tetapi, Pangeran Diponegoro justru ditangkap oleh Belanda. Dalam lukisannya, Raden Saleh menggambarkan raut muka Pangeran Dipenogoro tidak terlihat letih. Raut wajah merah dengan tangan kiri menggenggam sebuah tasbih, bukan menyerah. Raden Saleh membuat lukisan itu untuk “meluruskan” sejarah. Raden Saleh menilai bahwa Pienerman salah dalam melukiskan peristiwa dan kejadian menyerahnya Diponegoro. Pienerman merupakan seorang pelukis Belanda. Dalam lukisan yang dibuatnya, raut wajah Pangeran Diponegoro terlihat sangat letih. Selain itu, tampak dua tangannya terbentang sebagai tanda menyerah. Di belakang sosok gambar Pangeran Diponegoro, Jenderal de Kock di gambarkan dengan posisi berkacak pinggang. Raden Saleh mengecam keras hasil lukisan tersebut. Ia pun kemudian membuat lukisan lain. Dalam lukisannya itu, di gambarkan PangeranDiponegoro beserta pengikutnya tidak membawa senjata. Alasannya, peristiwa tersebut terjadi pada Bulan Ramadhan. Pangeran Diponegoro bermaksud datang menemui Jenderal de Kock dengan niat baik. Oleh sebab itu, ia tidak membawa senjata.
Setelah kamu membaca, apakah dapat memahami isi bacaan? Untuk memahami isi bacaan tersebut, kamu harus dapat dengan tepat menemukan pikiran pokok bacaan. Pikiran pokok bacaan ada didalam setiap paragraf. Jadi, dalam sebuah paragraf itu ada yang namanya kalimat utama atau pikiran pokok dan ada pikiran penjelas. Letak pikiran pokok itu ada yang di awal atau di akhir paragraf.Perhatikan contoh paragraf berikut.
Raden Saleh lahir pada tahun 1807. Raden Saleh dilahirkan di lingkungan bangsawan Jawa. Pada masa itu, para bangsawan Jawa sangat dekat dengan pemerintah Belanda. Sejak usia 10 tahun, ia sudah bergaul dengan orang Belanda. Alasannya sang paman yang menjadi Bupati Semarang, dekat dengan pejabat Belanda.
Raden Saleh lahir pada tahun 1807. Raden Saleh dilahirkan di lingkungan bangsawan Jawa. Pada masa itu, para bangsawan Jawa sangat dekat dengan pemerintah Belanda. Sejak usia 10 tahun, ia sudah bergaul dengan orang Belanda. Alasannya sang paman yang menjadi Bupati Semarang, dekat dengan pejabat Belanda.
Kalimat utama atau pikiran pokok paragraf tersebut adalah:
Raden Saleh dilahirkan di lingkungan bangsawan Jawa.
Raden Saleh dilahirkan di lingkungan bangsawan Jawa.
Dari pikiran pokok tersebut, dibuat kalimat penjelas. Kalimat penjelas menerangkan pikiran pokok. Pada paragraf tersebut, kalimat penjelasnya adalah:
- Raden Saleh lahir pada 1807.
- Pada masa itu, para bangsawan Jawa sangat dekat dengan pemerintah Belanda.
- Sejak usia 10 tahun, dia sudah bergaul dengan lingkungan Belanda.
- Alasannya, sang paman yang menjadi Bupati Semarang dekat dengan pejabat Belanda.
Ayo, carilah bacaan lain yang bertema pengetahuan. Kamu dapat mencarinya di perpustakaan sekolahmu. Bacalah bacaan tersebut secara sekilas. Lalu, catatlah pikiran-pikiran pokok dari bacaan tersebut.